Monday, March 18, 2019

Dia Hanya Rindu. Rindu Hujan


Dia hanya Rindu. Rindu Hujan

Suatu hari didalam buku ada cerita yang mengisahkan sehelai daun yang kesepian dan menderita. Selama berminggu-minggu dia terbang kesana kemari dibantu oleh angin yang cukup kencang untuk mencari tahu siapa saja yang hidup di tanah.
Waktu terus berlalu, hingga dia merasa bosan untuk mencari seseorang yang hidup di tanah. Akhirnya, dia putuskan untuk menunggu di bawah pohon yang dipenuhi oleh daun-daun yang berwarna hijau gelap. Melihat dia duduk sendiri  dan meratapi nasib. Aku ingin bertanya padanya
“Kamu kenapa?” ujarku dalam hati.
Tak sanggup untukku bertanya padanya. Akhirnya, ku putuskan untuk menemaninya duduk sambil memandang langit.
Sebelum melanjutkan cerita, kamu pasti penasaran tentang aku bukan?  siapa aku? Bagaimana wujudku? Bagaimana sikapku? Bagimana kehidupanku? Bagaimana penderitaanku? Dan apa mimpiku? Akan ku jawab pertanyaanmu. Siapa aku? Aku adalah bunga berwarna pink yang memiliki kepribadian yang menyenangkan. Terkadang aku juga menjengkelkan namun menggemaskan.   
Lanjut ke cerita awal tentang si daun yang gugur. Karena bosan ku ajak dia beranjak dari tanah yang kita duduki. Sebelum kita mulai beranjak untuk meninggalkan tempat itu. Suatu kejadian tak terduga terjadi. Ada sebatang ranting kecil yang jatuh dari atas pohon tempat kamu berteduh untuk duduk. Dia terdiam dan bertanya pada ranting kecil yang jatuh persis di depannya.
“Apakah Ayahku bahagia disana?” katanya.
Lalu dia tersenyum sambil menahan air mata yang mulai mengalir menghapus riasan di wajahnya. Dia menangis sejadi-jadinya. Entah apa yang dikatakan ranting. Tapi yang kulihat ranting itu hanya menatap dalam-dalam pada dia yang sudah menunggu lama untuk menemui teman yang hidup ditanah sama seperti dirinya.
Kamu pasti heran. Kenapa daun tidak menganggap aku (bunga pink) ada?. Ceritanya gini, aku memang sama seperti daun kering yang jatuh ke tanah dari pohon yang sama. Bedanya, daun itu hanya menginginkan teman yang serupa dengannya. Apalagi ranting kecil itu adalah sahabat ayahnya.
Setelah air mata dia berhenti, dia usap pipinya dengan angin sepoy-sepoy lalu dia berbisik pada ranting yang patah.
“Aku mencintaimu” katanya.
Ranting bertanya “Apakah hanya bisikan itu yang kau punya sekarang?”
“Iya, Aku hanya sehelai Daun yang gugur dan berharap ada benda lain yang bisa menemaniku” Dia menjawab.
Semuanya hening, angin tiba-tiba tidak bersuara, hewan-hewan menjadi bisu, pepohonan enggan ditiup angin, dan semua yang ada disana ikut berpikir apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah meditasi sejenak. Ternyata, aku menemukan jawabannya. Dia hanya merindukan hujan yang dia temui 16 tahun yang lalu. Dia ingin hujan turun membasahi dirinya dan ranting kecil itu. 
Sekian…

Dia Hanya Rindu. Rindu Hujan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Vita Sizu

8 komentar: