Dia hanya Rindu.
Rindu Hujan
Suatu hari didalam buku ada cerita yang mengisahkan
sehelai daun yang kesepian dan menderita. Selama berminggu-minggu dia terbang
kesana kemari dibantu oleh angin yang cukup kencang untuk mencari tahu siapa
saja yang hidup di tanah.
Waktu terus berlalu, hingga dia merasa bosan untuk
mencari seseorang yang hidup di tanah. Akhirnya, dia putuskan untuk menunggu di
bawah pohon yang dipenuhi oleh daun-daun yang berwarna hijau gelap. Melihat dia
duduk sendiri dan meratapi nasib. Aku
ingin bertanya padanya
“Kamu kenapa?” ujarku dalam hati.
Tak sanggup untukku bertanya padanya. Akhirnya, ku
putuskan untuk menemaninya duduk sambil memandang langit.
Sebelum melanjutkan cerita, kamu pasti penasaran
tentang aku bukan? siapa aku? Bagaimana
wujudku? Bagaimana sikapku? Bagimana kehidupanku? Bagaimana penderitaanku? Dan
apa mimpiku? Akan ku jawab pertanyaanmu. Siapa aku? Aku adalah bunga berwarna
pink yang memiliki kepribadian yang menyenangkan. Terkadang aku juga
menjengkelkan namun menggemaskan.
Lanjut ke cerita awal tentang si daun yang gugur.
Karena bosan ku ajak dia beranjak dari tanah yang kita duduki. Sebelum kita
mulai beranjak untuk meninggalkan tempat itu. Suatu kejadian tak terduga
terjadi. Ada sebatang ranting kecil yang jatuh dari atas pohon tempat kamu
berteduh untuk duduk. Dia terdiam dan bertanya pada ranting kecil yang jatuh
persis di depannya.
“Apakah Ayahku bahagia disana?” katanya.
Lalu dia tersenyum sambil menahan air mata yang mulai
mengalir menghapus riasan di wajahnya. Dia menangis sejadi-jadinya. Entah apa
yang dikatakan ranting. Tapi yang kulihat ranting itu hanya menatap dalam-dalam
pada dia yang sudah menunggu lama untuk menemui teman yang hidup ditanah sama
seperti dirinya.
Kamu pasti heran. Kenapa daun tidak menganggap aku
(bunga pink) ada?. Ceritanya gini, aku memang sama seperti daun kering yang
jatuh ke tanah dari pohon yang sama. Bedanya, daun itu hanya menginginkan teman
yang serupa dengannya. Apalagi ranting kecil itu adalah sahabat ayahnya.
Setelah air mata dia berhenti, dia usap pipinya
dengan angin sepoy-sepoy lalu dia berbisik pada ranting yang patah.
“Aku mencintaimu” katanya.
Ranting bertanya “Apakah hanya bisikan itu yang kau
punya sekarang?”
“Iya, Aku hanya sehelai Daun yang gugur dan berharap
ada benda lain yang bisa menemaniku” Dia menjawab.
Semuanya hening, angin tiba-tiba tidak bersuara,
hewan-hewan menjadi bisu, pepohonan enggan ditiup angin, dan semua yang ada
disana ikut berpikir apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah meditasi sejenak. Ternyata, aku menemukan
jawabannya. Dia hanya merindukan hujan yang dia temui 16 tahun yang lalu. Dia
ingin hujan turun membasahi dirinya dan ranting kecil itu.
Sekian…
Masyaalloh, lanjutkan, kembangkan!!
ReplyDeleteTerimakasih Astri :)
DeleteMohon dukungannya. hhi
Perindu hujan.. sukses sahabat!
ReplyDeletePencinta hujan :)
DeleteMohon dukungannya Teh uswah :)
Mau kelanjutannya 😍
ReplyDeleteTunggu cerita selanjutnya Dhi :)
Deleteterus pantengin Blog aku yah hhi
Pernah ya kita hujan hujanan hehe
ReplyDeleteMengesankan...👍
ReplyDelete