Tuesday, April 2, 2019

Setengah Perjalanan Mengikuti Duta Gemari Baca Batch 5


Setengah Perjalanan Mengikuti Duta Gemari Baca Batch 5
Jumat 15 Maret, saya mendapat pesan singkat dari Ambu Nita Nurhayati yang menginformasikan bahwa Dompet Dhuafa sedang membuka pendaftaran Duta Gemari Baca Batch 5.
"Coba daftar teh" pesan dari Ambu.
"Insya Alloh Bi nanti malam Vita cek". 


Setelah pesan itu saya balas, tanpa berfikir panjang saya mulai membuka link yang ada dalam pesan itu dan melihat sekaligus mencatat apa saja yang harus saya siapkan untuk mendaftar menjadi Duta Gemari Baca Batch 5. Persyaratannya ada foto diri, surat izin orang tua, surat rekomendasi dari komunitas literasi dan membuat essay tentang Motivasi Mengikuti Duta Gemari Baca Batch 5.
Saya putuskan untuk daftar keesokan harinya. Sebelum mendaftar, saya membuat essay tentang motivasi saya mengikuti Duta Gemari Baca Batch 5 . Saya menuliskan beberapa kata yang harus diungkapkan secara tersurat dan isi ungkapannya kira-kira hanya 2 paragraf. Isinya seperti ini.
“Membaca merupakan perintah pertama yang Tuhan sampaikan dalam ayat suci Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat pertama yang berbunyi Iqro artinya bacalah. Memaknai perintah itu, kegiatan membaca merupakan pekerjaan wajib dan utama yang harus dilakukan umat manusia.” Untuk paragraf pertama.
Sedangkan, paragraf kedua isinya “Menjadi Duta Gemari Baca merupakan impian setiap orang yang ingin menularkan kegiatan positif yaitu membaca. Membaca merupakan kegiatan yang dapat membantu seseorang menambah informasi dan memperbanyak wawasan. Karena buku tidak cukup dinikmati sendiri, namun harus ditularkan virus ini lewat motivator yang bisa mendayagunakan waktu luang orang-orang untuk membaca. Motivasi saya mengikuti Duta Gemari Baca Batch 5 untuk memotivasi diri sendiri dan menularkan virus membaca pada generasi muda.”
Saya mencoba percaya diri bahwa akan lolos ke tahap selanjutnya. Kepercayaan diri ini ditandai dengan obrolan ringan dengan kedua orang tua saya yang mulai memikirkan bagaimana saya pergi ke Bogor. Lantaran saya belum pernah menjumpai kota hujan itu. Bahkan, saya belum pernah bepergian jauh sendirian.
Setelah beberapa hari menunggu pengumuman. Saya mulai pesimis. Kemudian saya  mendapat Whatsapp
"Jadi daftar Duta Gemari Baca?" Pesan dari Abah Arya  
"Jadi, tapi belum ada pemberitahuan"
Membicarakan Abah Arya. Beliau merupakan paman saya yang terus mengingatkan tentang pentingnya membaca dan menulis. Sering kali beliau menyuruh saya untuk menulis beberapa kegiatan yang saya ikuti.  Dan respon yang saya tunjukan adalah manggut-manggut tanpa ada aksi nyata untuk menulis. Dewasa ini, saya sering memikirkan kata-kata Abah Arya. Kata-katanya berisi motivasi dan alasan-alasan kenapa saya harus sukses. Misalnya percakapan saat mau pulang ke Garut dan kebetulan saya ikut pulang naik motor CBRnya Abah Arya.
“Bukan hanya akademik yang dikejar, Organisasi juga harus aktif”
Saya diam.
“Coba nulis dan kembangkan blog”
Saya diam.
“Kamu anak pertama dengan empat orang adik. tanggungjawab besar ada di pundakmu”
Saya diam.
Kata-kata itu yang membuat saya bangun dari mimpi tidurku.
Terimakasih Abah Arya yang selalu memotivasi dan mensuport saya untuk berkarya dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk apapun.
Mari kembali fokus ke cerita awal. Beberapa hari kemudian saya mendapatkan pesan dari Mba Marlina. Contact person yang tertera dalam pamflet Duta Gemari Baca Batch 5.  Sebelumnya, sudah saya save kontak person tersebut dengan nama "Duta Gemari Baca Mba Marlina". Isi pesannya menyatakan bahwa saya lolos ditahap berkas dan akan diwawancari tanggal 25 Maret dengan waktu yang tidak ditetapkan. Dan saya memilih diwawancarai pada pukul 14.00 WIB. Pesan itu datang pada jam 07.26 sebelum saya mengikuti Seminar Internasional di Aula UPI Kampus Tasikmalaya.
Setelah seminar selesai, saya bergegas ke asrama untuk siap-siap OTW pulang ke Garut. Sekitar jam 11 lebih saya pulang bersama risma menggunakan sepeda motor. Ditengah perjalanan hujan turun. Kami tidak ingin dijebak hujan, kami putuskan untuk melawan rintiknya dan menutup telinga dari kebisingannya yang menimpa helm kami. Perjalanan memakan waktu 2 jam lebih. Setelah sampai rumah, saya langsung ganti baju dan sholat dzuhur kemudian bergegas menemui Ambu Nita untuk latihan diwawancarai. Latihan ini berlangsung cukup tegang. Dengan kegagapan dan kegaguan saya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Ambu Nita.
Keringat dingin keluar, kepala sakit dan bibir keluh saat latihan wawancara. Latihan berlangsung beberapa menit sebab jam dinding berwarna coklat itu telah menunjukan pukul 14.00 WIB. Akhirnya saya putuskan mencari tempat sepi untuk mempersiapkan diri diwawancarai karena wawancara ini berlangsung lewat telpon. Saya terus memandangi HP bermerek Samsung Galaxy J1 ace ini. Jantung saya terus berdegup kencang, tangan gemetar, keringat terus keluar bagaikan arus, dan kepala pusying bak habis main komedi putar. Saya melirik jam dan waktu menunjukan pukul 15.00 WIB. Akhirnya, saya tertidur dan lupa ketegangan yang sedang melanda kehidupan ini.
Terbangun dari tidur ketika adzan ashar berkumandang lalu saya sholat dan berdo’a begitu lama. Saya meminta pada Tuhan, saya memohon, saya berserah dan saya berharap. Ketika berdo’a perut saya mulai menggerutu tanda bahwa dia ingin diisi sesuatu. Bergegaslah saya ke dapur untuk mencari sesuatu, ternyata ada sepotong daging dan tempe serta nasi yang sudah dingin. Karena tidak suka makan makanan yang sudah dingin, akhirnya saya putuskan untuk membuat nasi goreng ala Vita Sizu. Saya menikmati makanan ini dan berderinglah ponsel saya. Setelah dilihat ada yang menelpon tanpa nama hanya nomor yang terlihat.
“Sepertinya ini telpon dari Duta Gemari Baca” Saya berkata dalam hati
Ternyata itu memang telpon dari Mba Pebri pewawancara Duta Gemari Baca. Saya tinggalkan makanan yang baru dimakan beberapa suapan itu. Wawancara ini berlangsung sekitar 30 menitan. Dan wawancaranya Alhamdulillah lancar.
Saya kembali menunggu pengumuman siapa saja yang lolos seleksi wawancara. Pukul 17.03 tanggal 25 Maret  saya mendapat pesan dari Mba Marlina isi pesannya menyatakan bahwa saya lolos seleksi wawancara Duta Gemari Baca. Setelah mengetahui saya lolos wawancara, saya simpan berita ini tanpa memberitahu orang-orang di dunia bahwa saya sedang mengikuti tahap demi tahap kegiatan ini dan bahkan sudah lolos. Saya hanya memberitahu orang-orang terdekat saya misalnya saya beritakan kabar ini pada Mamah, Bapak, Ambu Nita, Abah Arya, Mang Ui, Ateu Ine, Mang Udi, Erma, Ajeng, Culis, Dhiya, dan Fanny.


Rabu 27 Maret berita ini tersebar, mulai dari paman-pamanku yang mempostingnya di FB, Budel yang menyebarkan berita ini di grup kelas dan yang paling ekstrim Pak Taopik selaku Dosen PA saya mengumumkan langsung di kelas bahwa saya sudah terpilih menjadi Duta Gemari Baca Batch 5. Semua orang terdekat saya mulai memanggilku dengan sebutan “Duta”. Masalah panggilan saya no komen. Intinya berita ini begitu cepat menyebar dan orang-orang langsung mengenal “Vita” satu persatu.
“Akhirnya saya muncul dipermukaan”. Ujar saya dalam hati
“Setelah sekian lama saya bersembunyi. Kepercayaan orang-orang terhadap saya harus saya junjung dengan terus belajar dan tentunya terus membangun cinta dengan buku-buku”
Mari tinggalkan cerita tadi. Setelah lolos wawancara saya akan diinkubasi dibogor selama tiga hari dari tanggal 5-7 April. Insya Alloh Kamis pukul 07.00 WIB saya berangkat ke Bogor menggunakan si Tayo (Bus Budiman). Do’akan saya, semoga perjalanan besok lancar dan selamat sampai tujuan. Ini kali pertama saya bepergian jauh dan seorang diri. Semoga saya mengambil banyak ilmu dan pengalaman dari sana. Semoga juga saya bisa memotivasi diri sendiri dan memotivasi semua orang untuk mecintai buku dan meningkatkan literasi di Indonesia. Aamiin…
Do’akan yah…

Setengah Perjalanan Mengikuti Duta Gemari Baca Batch 5 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Vita Sizu

1 komentar: