Blogku Hatiku
Pagi-pagi
menikmati kopi hitam tanpa gula ditemani embun yang berceceran diteras rumah.
Tidak suka berduaan dengan embun, kuputuskan untuk kembali masuk rumah untuk
memanggil seperangkat alat tulis milik Emakku yang tiduran diatas meja. Kulihat
ada secarik kertas putih tanpa noda, lalu ku nodai dengan sebuah sajak.
“Jadikan aku hujan
Akan kulukis kisah dengan muara air
Akan kubuatkan bendungan yang
dipenuhi cinta
Akan kupenuhi jiwamu dengan
rintiknya rindu”~ Afifatur Rohman
Hanya
sajak itu yang bersemayam dalam kenangan. Kenangan disaat aku mulai menyukai
sebuah ungkapan dalam bentuk tulisan. Disaat aku berjumpa dengan Agustus
delapan tahun lalu. Disaat aku mulai menyukai Agustus yang baru beberapa hari
aku temui. Apakah kamu tahu Agustus yang aku maksud?
Sebelum
kulanjutkan cerita, akan aku gambarkan seperti apa Agustus itu. Agustus adalah
sesosok pangeran yang ku tahu. hha Dia begitu smart, baik, dan Humble. Ketika
Dia berjalan didekatmu, kamu akan tahu bahwa itu adalah Agutus. Dia itu Tinggi
(Kayak Tower Dua yang ada di Surapati) J. Aku tak akan menceritakan banyak-banyak
tentang Agustus. Karena tulisan ini, Agustus tidak tahu, Agustus tidak boleh
tahu.
Fokus
kembali pada tulisan yang akan aku ungkapkan padamu. Setelah peperangan batin
yang terus mengusik. Mengusik diri untuk mengungkapkan sebuah rasa. Akhirnya ku
memilih menulis rasa di sebuah blog dibandingkan mengungkapkan rasa ini
kepadanya.
“Kepadanya?”
pikirkmu.
“Kepadanya
siapa?” Ungkapmu
Kepada
mereka yang ingin aku beri ucapan maaf, terimakasih, penyesalan, dan kerinduan.
Kata
yang mulai ku tulis berserakan dimana-mana dengan rasa malas aku pungut satu
per satu. Aku cek setiap bait-bait sajak yang ku tulis. Ternyata ada kalimat
yang tertinggal dalam sebuah kenangan. Kenangan yang ku pajang dalam hati untuk
ku pandangi setiap kali aku rindu. Berbicara tentang “Rindu”. Rindu itu tidak
selalu tentang kamu, tentang seseorang, tentang dia atau apapun itu yang
berkaitan tentang cinta. Kebanyakan rindu yang ku rasakan, kutujukan untuk
keluarga yang berada di Garut karena aku yang sudah cukup lama tinggal di
Tasikmalaya. Tasikmalaya merupakan luar negeri bagiku. Luar negeri karena cukup
jauh perjalananku menuju rumah tercinta. Sering kali aku update status di
Whatapp dengan kata “Sedang berada di Luar Negeri” yang artinya Aku di
Tasikmalaya. Sesekali aku berpikir ingin berlari dari kota ini.
“Berlari
atau pergi? Ternyata aku terhenti”. Pikirku yang kacau
Sugesti
dalam kalimat ini terus membekas sampai aku tidak bisa bangkit. Bangkit untuk
terbang dan menggapai sesuatu kembali. Kembali untuk menuju gerbang yang sama.
“Gerbang
apa?” Katamu
Ini
sebuah harta karun yang tidak bisa aku jelaskan. (Nanti kuceritakan dilain
waktu biar kamu pensaran).
“Aku
ingin bangkit” kataku
“Bangkit?”
“Apakah kamu terpuruk?” Katamu
Bukan
seperti itu, hanya saja tidak memiliki kekuatan untuk mengungkapkan sebuah
rasa. Ketika banyak informasi yang ku miliki. Informasi itu kumakan
mentah-mentah bak sushi yang ku celupkan ke dalam sake. Begitu lezat menurut
orang lain namun menjijikan bagiku.
Intinya,
aku ingin kalian mendukungku dalam tulisan-tulisanku di blog
vitasizu.blogspot.com . Disana akan kutulis kata-kata aneh, ungkapan yang kaku
dan cerita yang membuat kalian berpikir dua kali. Karena tidak tahu maksud
ceritaku kemana. Hha
Terimakasih…
Mamtappppp
ReplyDeleteTerimakasih ☺
DeleteSemangat cece,akupun jadi mulai suka membaca😆😎
ReplyDeleteTerimakasih De Ir :)
DeleteTerus Pantengin Blog Abi nya? hhe