Saturday, December 15, 2018

Malam dan Tulisan Kaku


Malam dan Tulisan Kaku
Malam ini sudah tengah malam. Beberapa menit lagi akan berganti hari, berganti menjadi sebuah perjuangan baru dan karya baru. Menyiapkan kekuatan diiringi doa untuk menghadapi kesuksesan dan kegagalan yang entah keduanya akan terjadi atau hanya salahsatu. Kata-kata banyak kutulis kaku, tak berbentuk dan seperti sebuah proposal yang tegap berdiri tanpa ada kata haha hehe.
Ok! Malam ini saya akan mengungkapkan sebuah rahasia. Rahasia yang sudah banyak diketahui semua orang atau bahkan yang belum diketahui oleh orang-orang. Seharusnya rahasia itu belum banyak diketahui orang atau malah tidak ada yang mengetahuinya. Tapi, terkadang hidup ini tidak adil. Banyak rahasia yang ku simpan rapih malah berceceran kesana kemari berterbangan bersama kenangan. Sebelum mengungkapkan rahasia besar ini mari kenalan terlebih dahulu.
Assalamualaikum teman-teman, nama saya Vita Siti Zulaeha. Tiga kata yang begitu indah bagiku. Indah seperti sebuah kesetiaan yang selalu  menemaniku bepergian kemanapun. Kesetiaannya seperti seorang Ibu yang selalu menyertai kita dalam do’a. Doa yang diselipkan dalam sebuah nama yang tidak akan saya lepaskan sampai kita benar-benar telah terlupakan.
Saya terlahir dari seorang ibu yang amat rapuh. Rapuh ketika anaknya sakit, susah dan tak bisa berdiri. Saya melihat begitu banyak air mata jatuh seperti hujan meteor yang ada di film-film ketika musnahnya dinosaurus. Hujan itu seperti sebuah demonstrasi yang terus keluar dengan desakan-desakan tuntutan untuk direalisasikan. Tidak hanya rapuh, saya terlahir dari seorang Ibu yang amat baik bak malaikat atau peri baik yang bisa hadir dimana saja. Saya sering takjup ketika ibu tiba-tiba hadir dan menenangkan hati. Menenangkan hati yang pura-pura tegar dan kuat padahal begitu rapuh dan amat sensitif. Oh iya, kalau kalian liat wanita cantik dan bernama Nia Mulyani sapa aja, beliau Ibuku. Siapa tahu nanti jadi menantunya. Pengen “haha” tapi tulisan ini saya tulis kaku.
Jika ada Ibu pasti ada seorang Ayah dibalik kelahiran seseorang. Saya terlahir dari seorang Ayah yang lemah. Lemah ketika anaknya kesulitan dan kesusah ketika mencari jati dirinya. Ayah seperti Super Hero yang  membela dan mengangkat anaknya. Mengangkat anak bukan hanya soal ditimang dan digendong melainkan menyekolahkan anaknya hingga menjadi orang. “Menjadi orang?” tanyakan pada rumput yang bergoyang!. Pada dasarnya menjadi orang itu, menjadi orang sukses. Sukses memiliki definisi yang beragam. Coba artikan sukses versi kalian!. Roni Sodikin namanya, “iya” nama ayah saya.

“Apa Kabar kamu?” Alhamdulillah saya sehat wal’afiat hanya ada sedikit gejolak diperut dan sedang jatuh cinta dengan toilet, saking cintanya dalam sehari lebih dari Sholat 5 Waktu saya mengunjunginya. Terlepas dari sakit perut, saya sedang mengenyam pendidikan S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya tahun ke3 tahun ini. Banyak keringat dan air mata sebelum saya masuk ke dunia perkuliahan.
Kata yang kuukir bak makalah ini ingin ku akhiri karena kantuk yang semakin menjadi. Ok, inilah Rahasia yang akan saya katakana pada dunia. Rahasia yang akan membuat sebagian orang kaget tidak percaya dan sebagiannya lagi percaya, serta orang yang sudah tahu rahasia ini. Ketika dulu masa putih abu, saya pernah memiliki sebuah rasa. Rasa yang membuat saya bangkit dari keterpurukan. Yahhh, seperti sebuah bisikan “Cinta” yang membuat semangat berprestasi membara dan menggebu-gebu. Sehingga kata itu sulit terucap dan terus membekas. “kenapa?” Entahlah, Seperti sebuah perahu ditengah laut yang terus terombang ambing dalam badai. Saya ingin kalian memahami rahasia ini. pahami sendiri yah?
“Hoam” kantuk menyerang kembali. Hari telah berganti. Berganti menjadi sebuah sepi. Sepi yang Menghampiri Hati. Hati yang belum bisa terisi. Terisi oleh kekasih yang menghampiri. Menghampiri diriku ini. Sudahlah! Membahas hati tidak akan ada akhirnya. Bye! Wassalamualaikum.

Malam dan Tulisan Kaku Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Vita Sizu

4 komentar: