TUANKU yang Tak Pernah Ada
Hari ini dunia begitu berseri. Matahari mulai menebarkan cahayanya pada setiap sudut kota. Kuawali hari dengan senyuman dan ribuan asa. Pagi ini, aku pergi ke sekolah menggunakan ojek online. Notifikasi di hp muncul
“saya
sudah di depan teh”
Setelah
kubaca pesan singkat itu, dengan tergesa kupakai sepatu lalu berlari menuju
Mang ojol agar dia tidak menunggu lama. Sesampainya disana. Aku mematung dan
gelagapan seperti melihat hantu disiang bolong.
“Kenapa
harus aroma ini yang menyeruak dipermukaan bumi yang seluas ini?”
Yaaa, itu
aromamu tuan. Apakah harus kubunuh rasa ingatku pada aromamu ini
tuan. Dada
ini sesak
dan kenangan
gelap itu berlayar dipikiran ini. Memori ABCD sampai Z menyerang tubuh ini. Udara
seolah lenyap seketika.
Jantungku
seakan berhenti seketika. Pikiranku
kemana-mana. Ketidak berdayaanku ini Kembali hadir menyirami diri yang
mulai tegap.
“Bagaimana
caraku melenyapkanmu tuan dalam kehidupan ini?”
Bisakah
kau enyah dan membiarkanku menjalani hidup yang sendirian ini. Jangan
menghantuiku seperti ini tuan. Aku tak berdaya dan tak kuasa menahan luapan
kerinduan ini.
“Kenapa
kau setega itu? Aku ingin membaca hatimu yang setega itu”
Tuan,
haruskah aku pindah dunia agar kau tak mengunjungiku? Aromamu, namamu, dan
segala hal tentangmu kenapa selalu menghampiriku. Tuan, aku merasa tercekik
dengan semua penderitaan ini. Aku merasa Lukaku tak pernah sembuh. Luka itu
terus basah dan tak pernah mengering.
Penjaramu benar-benar membelenggu diri ini. Aku ingin merdeka dari penderitaan ini. Aku ingin penjajahan ini berakhir tuan. Bebaskan jiwaku ini tuan.
Bersambung...
Wangi seseorang terkadang memang suka abadi di kepala
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete